Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Featured Posts

Selasa, 12 Mei 2015

Asuransi Pendidikan Anak



Asuransi pendidikan anak merupakan suatu program perlindungan biaya pendidikan bagi masa depan anak dan keluarga. Dengan menerapkan asuransi pendidikan anak, maka dana pendidikan anak kita akan terjamin, jika dilakukan perhitungan dengan tepat. Biaya pendidikan setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini jarang orang tua yang menyadari kenaikan tersebut.
Sebagai orang tua yang sayang terhadap masa depan anaknya, bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk memenuhi dana pendidikan anak sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini dilakukan untuk memberi jaminan kehidupan yang lebih baik untuk anak yang kita cintai.
Tapi. Apakah mungkin ?
Dengan penghasilan yang kenaikannya hanya 4-6 %/tahun, sementara biaya pendidikan kenaikannya sebesar 10-30 %/tahun.
Untuk kasus seperti ini, kita harus menyiapkan dana pendidikan anak saat usia anak masih dini dan berinvestasi di instrument yang tepat.
Mari kita belajar menghitung berapa biaya pendidikan anak dari Tk sampai perguruan tinggi.
Taman kanak-kanak
Misalkan si kecil saat ini berusia 2 tahun. Dan akan masuk taman kanak-kanak saat berusia 5 tahun. Maka 3 tahun mendatang si anak memasuki TK.
Rata-rata biaya pendidikan TK sampai selesai sebesar Rp 20 juta (tergantung kualitas TK). Maka biaya yang diperlukan 3 tahun (dengan kenaikan 15 %/tahun) mendatang sebesar Rp 30 juta (bisa menggunakan calculator financial).
Untuk itu dana yang harus ditabung setiap bulannya sebesar Rp 30 juta/3 tahun: Rp 10 juta/tahun atau Rp 830.000/bulan.
Sekolah dasar
Sikecil saat ini berusia 2 tahun dan memasuki sekolah dasar saat berusia 7 tahun. Rata-rata pengeluaran pendidikan sekolah dasar sekolah negeri hanya buku dan keperluan transportasi. Untuk sekolah swasta rata-rata memerlukan biaya sekolah dasar sampai selesai ( kelas 1-6) sebesar Rp30 juta.
Maka biaya yang diperlukan 5 tahun (dengan kenaikan 15 %/tahun) mendatang sebesar Rp 60 juta (bisa menggunakan calculator financial).
Untuk itu dana yang harus ditabung setiap bulannya sebesar Rp 60 juta/5 tahun: Rp 12 juta/tahun atau Rp 1 juta/bulan.
Sekolah Menengah Pertama
Sikecil saat ini berusia 2 tahun dan memasuki sekolah menengah pertama saat berusia 13 tahun. Rata-rata pengeluaran pendidikan sekolah menengah pertama sekolah negeri hanya buku dan keperluan transportasi. Untuk sekolah swasta rata-rata memerlukan biaya sekolah menengah pertama sampai selesai ( kelas 1-3) sebesar Rp20 juta.
Maka biaya yang diperlukan 11 tahun (dengan kenaikan 15 %/tahun) mendatang sebesar Rp 93 juta (bisa menggunakan calculator financial).
Untuk itu dana yang harus ditabung setiap bulannya sebesar Rp 93 juta/11 tahun: Rp 8.4 juta/tahun atau Rp 700.000/bulan.
Sekolah Menengah Utama
Sikecil saat ini berusia 2 tahun dan memasuki sekolah menengah utama saat berusia 16 tahun. Rata-rata pengeluaran pendidikan sekolah menengah umum sekolah negeri hanya buku dan keperluan transportasi. Untuk sekolah swasta rata-rata memerlukan biaya sekolah menengah umum sampai selesai ( kelas 1-3) sebesar Rp50 juta.
Maka biaya yang diperlukan 14 tahun (dengan kenaikan 15 %/tahun) mendatang sebesar Rp353 juta (bisa menggunakan calculator financial).
Untuk itu dana yang harus ditabung setiap bulannya sebesar Rp 353 juta/14tahun: Rp 25 juta/tahun atau Rp 2.1 juta/bulan.
Perguruan Tinggi
Sikecil saat ini berusia 2 tahun dan memasuki sekolah menengah utama saat berusia 19 tahun. Rata-rata pengeluaran biaya kuliah swasta sampai selesai ( tahun 1-4) sebesar Rp 120 juta. Biaya ini tergantung jurusan yang diambil dan perguruan tinggi yang diambil.
Maka biaya yang diperlukan 17 tahun (dengan kenaikan 20 %/tahun) mendatang sebesar Rp 2.6 Milyar (bisa menggunakan calculator financial).
Untuk itu dana yang harus ditabung setiap bulannya sebesar Rp 2.6 Milyar/17 tahun: Rp 153 juta/tahun atau Rp 13 juta/bulan.
Untuk biaya perhitungan diatas dari masuk pendidikan sampai selesai pendidikan.
Biaya tesebut sangat tinggi jika anda menggunakan BANK sebagai instrument untuk menyiapkan dana pendidikan anak, seperti yang kita ketahui bahwa bunga bank hanya 1.5 %/tahun. Sementara kenaikan biaya pendidikan mencapai 15 %/tahun.
Dan cara terbaik untuk mewujudkan itu semua dengan asuransi pendidikan anak, selain investasi yang tinggi (mencapai 15 %/tahun) terdapat fasilitas perlindungan untuk orang tua.
Pendidikan merupakan Investasi Jangka panjang, oleh karena itu perlunya kita menyesuaikan kebutuhan jangka panjang tersebut dengan memulainya asuransi pendidikan.

Tips tips memilih Sekolah atau Perguruan Tinggi
  1. Reputasi Sekolah atau Perguruan Tinggi serta para lulusannya,
  2. Kurikulum Belajar yang dimilikinya,
  3. Reputasi Guru atau Dosen Para Pengajar,
  4. Kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah atau Perguruan Tinggi tersebut,
  5. Keamanan lingkungan Sekolah atau Perguruan Tinggi
  6. Kegiatan Ekstrakulikuler atau kegiatan Mahasiswa lainnya.

Selasa, 24 Juni 2014

Mencari Pakan Sapi Bermutu dengan Jerami Fermentasi

1• Jerami Padi Bisa untuk Pakan Sapi ?
Bisa! Selama ini jerami padi sudah dimanfaatkan sebagai pakan sapi, tetapi bukan sebagai pakan utama melainkan hanya sebagai selingan ketika rumput/hijauan tidak tersedia. Sebenarnya jerami padi sangat memungkinkan dimanfaatkan sebagai pakan sapi untuk menggantikan rumput. Namun jerami padi bergizi rendah (hanya mengandung protein 2-3% saja) serta sedikit vitamin dan mineral. Selain itu jerami padi sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya yang sangat tinggi. Tidak heran bila banyak peternak yang belum memanfaatkan jerami padinya untuk pakan ternak. Padahal jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan utama sapi pengganti hijauan dengan cara diolah menggunakan teknologi sederhana.

2 • Jadi Jerami Padi dapat Ditingkatkan Kualitasnya ?
Ya, dengan mengolahnya menjadi Tape Jerami, jerami padi yang diolah menjadi Tape Jerami akan mempunyai kandungan protein lebih tinggi dari jerami biasa (sekitar 7 - 9%), lebih mudah dicerna, beraroma harum karamel dan lebih higienis.

3 • Bagaimana Caranya ?
Sangat mudah, praktis, ekonomis dan murah, hanya memerlukan waktu 7–10 hari dan siapapun dapat melakukannya.

4 • Apa Bahannya dan Berapa Ukurannya ?
(a). Satu ton jerami padi kering/basah (sekitar 3 colt), yang paling baik tidak kering dan tidak basah = “magel”.
(b). 1 botol bioactivator "Ragi Tape Jerami"
(c). 1 kg molasse/tetes tebu (bisa digantikan dengan 500 gr gula jawa/gula aren)
(d). air secukupnya
Jika jeraminya basah tidak perlu menambah air, jika jeraminya kering, air yang dibutuhkan antara 300 – 400 liter atau diperkirakan nantinya jerami mengandung air berkisar 50-60%.

5 • Bagaimana Mengolahnya ?
(a). Cari tempat yang berlantai tanah dan kalau bisa teduh (tidak terkena panas dan hujan).
(b). Tumpuk jerami padi setebal 20 cm padatkan dengan cara diinjak-injak.
(c). Campur Ragi Tape Jerami dengan mollase dan air. Siramkan ke seluruh permukaan jerami agar merata (jika jerami sudah basah, tidak perlu disiram dengan air, cukup dipercik-percikan dgn larutan ragi tape jerami + mollase).
(d). Tumpuk lagi dengan jerami setinggi 20 cm, padatkan.
(e). Ulangi lagi sesuai langkah (3) hingga jerami habis. Bagian paling atas sebaiknya ditutup dengan plastik atau jerami kering. Dan biarkan selama 7-10 hari.

7. Pada hari ke 7 periksa aroma (bau) yang timbul pada tumpukan jerami. Jika aroma jerami sudah berubah beraroma harum (karamel atau tape) dan serat-serat jerami sudah lunak (periksa dengan cara pegang dan remas-remas), serta tumpukan dalam jerami sudah mengeluarkan jamur berwarna putih dan kuning, maka proses pembuatan Tape Jerami sudah selesai. Jika belum proses dapat dilanjutkan sampai maksimum 10 hari.

6 • Bagaimana Cara Memberikannya ?
Ambil Tape Jerami secukupnya (1 ekor sapi dewasa cukup 10 kg/hari), angin-anginkan terlebih dahulu sekitar 5 menit, baru berikan kepada sapi. Sebaiknya pemberian dibagi dua atau tiga kali dalam sehari, yakni pagi, setelah diberi konsentrat, siang hari, dan malam hari.

7 • Apakah Setiap Sapi Mau Makan Tape Jerami ?
Mau ! Jika sapi peternak ternyata tidak mau, maka harus dilatih terlebih dahulu. Caranya: puasakan sapi sepanjang pagi-siang (hanya diberi minum secukupnya dan konsentrat sedikit saja) kemudian pada malam harinya sediakan Tape Jerami. Insya Allah sapi peternak segera mau makan Tape Jerami.Pemberian sebaiknya jangan dicampur dgn rumput segar/hijauan laiinya, setelah terbiasa bisa dicampur.

8 • Tape Jerami dapat Disimpan ?
Ya! Tape jerami dapat disimpan sampai satu tahun. Caranya: setelah jadi, bongkar dan angin-anginkan sampai kering, kemudian diikat kembali atau bila perlu dipres agar dapat lebih padat dan mudah diatur. Jadi saat musim hujan tiba. Hijauan rumput tersedia banyak dan jerami padi juga panen dalam jumlah besar. Maka buatlah Tape Jerami sebanyak-banyaknya untuk disimpan dan digunakan pada musim kemarau. Maka tentunya, meskipun peternak punya banyak ternak sapi, para peternak tidak perlu kebingunan atau stress mencari rumput atau menjual ternak hanya untuk membeli hijauan.

9 • Apakah Cukup dengan Tape Jerami ?
Untuk kebutuhan hijauan, sudah cukup! Jadi tidak perlu lagi ditambah dengan rumput atau hijauan yang lain. Jika peternak memelihara 12 ekor sapi maka harus disediakan 120 kg Tape Jerami per hari atau 3.600 kg (2 truk) per bulan. Peternak cukup membuat sebulan sekali saja. Dengan demikian tidak perlu mencari rumput untuk pakan ternak sapi setiap harinya, dan waktu luang peternak menjadi lebih banyak sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif lainnya (tukang kayu, bisnis, dagang dlsb).

10 • Apakah Perlu Pakan Tambahan lain ?
Ya! Sapi kita tetap memerlukan pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sesuai dgn tujuan pemeliharaan. Kita harus menyediakan konsentrat minimum 2,5% dari bobot badan. Konsentrat dapat berupa konsentrat jadi atau meramu sendiri seperti ampas tahu, bekatul, bungkil kedela, dan lain-lain. Jangan lupa agar sapi lebih lahap makannya, pencernaannya semakin optimum, daya tahan lebih tinggi terhadap serangan penyakit dan cuaca ekstrim, serta berpenampilan lebih baik (kulit berminyak, bulu lembut, mata cerah berseri) tambahkan Jamu Ternak/probiotik. Jangan lupa sediakan air minum sebanyak 40 – 60 liter setiap hari agar metabolisme ternak semakin lancar.

11 • Apakah Sudah Selesai ?
Ya Sudah! Namun hal pertama dan yang lebih utama dalam berternak adalah keyakinan yang meraga sukma bahwa yang kita kelola adalah mahluk hidup (yang mempunyai nyawa) yang kesemuanya adalah milik Sang Pencipta, oleh karena itu buatlah Ternak kita merasa bahagia sehingga akan memberikan hasil yang baik bagi pemiliknya, keseluruhan proses tersebut dibingkai dalam niat semata-mata ibadah kepada Sang Pencipta yang dinyatakan lahir maupun batin.

Senin, 08 April 2013

Pakan ternak sapi

Pakan yang baik untuk ternak adalah salah satu yang memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein berfungsi kerusakan sel, masing-masing, pembentukan sel-sel baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A, D, E, K, dan juga sebagai sumber energi. Pada anak lembu tambun setengah intensif penggemukan (kereman) dan penuh intensif (kering sangat gemuk) dapat lapisan lemak di atas serat otot sehingga tekstur daging otot lembut (kualitas terbaik) Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan tendon . , Dan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan nutrisi .. Vitamin melayani kekuatan tubuh dan menjaga kesehatan.

Dalam hal ketersediaan pangan di daerah pedesaan, sumber pakan jerami di paling dihadapi, dan kami fokus pada jerami. Tapi jerami adalah sumber pakan berkualitas buruk, dapat dilihat bahwa isi yang terkandung di dalamnya adalah protein 4,5-5,5% serat kasar lemak 1,4-1,7% dari 31,5 sampai 46,5% kecernaan Daya dari 30% (10 kg jerami makan seperti yang diserap hanya 3 kg lebih kotor), dibandingkan dengan rumput gajah mana protein 8,4 -11,4% lemak 1,7-1,9% serat kasar 29,5 - 33% - 52% dari daya cerna persamaan dapat dilihat bahwa jerami terlalu kasar dan sulit untuk dicerna dalam Selain protein dan sedikit lemak. Untuk meningkatkan kualitas jerami akan memerlukan perlakuan khusus, berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kualitas jerami:


1. Jerami padi dicampur dengan urea + jerami starbio pertama akan harus ditimbang dalam keadaan kering campuran dapat dulu.Jerami atau basah (segar). Untuk jerami kering, urea terlarut dalam air pertama, setiap kg 100 dari jerami kering dibutuhkan 100 liter air sebagai pelarut urea.Sedang untuk jerami segar, urea terlarut air.Bila tidak diperlukan untuk hay segar setiap kg 100 jerami terpilih untuk 10 kg urea + 10 kg starbio untuk membersihkan debu di atas (yaitu 1 kg jerami dengan urea + 1 gram 1 gram starbio) cara untuk mencampur jerami yang dibuat berlapis-lapis, setiap lapisan setebal 10 cm, setelah lapisan pertama dan kemudian ditaburkan. Lapisan tumpuki kedua dan seterusnya, kemudian tutup tumpukan dengan plastik sehingga ferments, jauhkan dari sinar matahari dan hujan. Tunggu 21 hari untuk hewan tertentu. Pencampuran ini dimaksudkan untuk menutupi efek dari silika dan lignin selulosa menghancurkan jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat kecernaan jerami meningkat dari 30% menjadi 52%.Jerami padi kering menetes. Jerami padi olahan dibuat melalui fermentasi selama 24 jam, memotong jerami-potong, kemudian dicampur dengan air dan penurunan rasio 2: 1. Untuk setiap 10 kg jerami kering tetes 1,5 kg dan 3 kg air (3 liter), ditambah phospat25 Super gram (1 sendok makan) dan amonium sulfat 25 gram, tunggu 24 jam hanya untuk sapi.


Silahkan baca artikel penting lainnya DISINI

Kamis, 19 Januari 2012

Hijauan Pakan Sapi

Rumput Raja adalah salah satu jenis dari Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach) yang ada di Indonesia. Rumput ini adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides.



Batang dan daunnya berukuran paling besar dibandingkan dengan rumput lainnya, oleh karena itu disebut sebagai King Grass. Rumput Raja memiliki batang yang keras dengan daun berbulu kasar serta memiliki bercak berwarna hijau muda.


Produktivitas Rumput Raja jauh lebih tinggi dari rumput-rumput unggulan  lainnya, serta mempunyai kandungan zat makanan yang cukup bergizi. Menurut hasil penelitian, didapat data sebagai berikut :



  • Produksi hijauan segar :  1076 Ton/ha/tahun
  • Produksi bahan kering  :    110 Ton/ha/tahun
  • Prosentase perbandingan batang dan daun pada hijauan segar = 48 : 52
  • Prosentase perbandingan batang dan daun pada bahan kering  = 32 : 68


Sedangkan kandungan zat makanan yang ada dalam Rumput Raja adalah :


  1. Protein kasar = 13,5%
  2. Lemak             = 3,5 %
  3. NDF                 = 59,7%
  4. Abu                 = 18,6%
  5. Ca                    = 0,37
  6. P                      = 0,35


Rumput Raja mudah ditanam di segala kondisi tanah,  mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Rumput Raja menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Akan tetapi, untuk penanaman skala besar, tetap harus memperhitungkan beberapa faktor sbb :



  • Sumber air, karena air merupakan salah faktor yang sangat vital pada saat masa pertumbuhan Rumput Raja. Dengan adanya saluran air, juga mempermudah penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.
  • Kondisi Tanah, agar sesuai dengan keperluan petumbuhan Rumput Raja.  Untuk PH tanah yang terlalu “asam”  (PH dibawah 7) dapat ditambahkan kapur, sedangkan untuk pH tanah terlalu “basa” (PH diatas 7) dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).

  • Topografi, penting untuk perencanaan pengolahan lahan dan sistem penanaman rumput. Pada kemiringan tanah diatas 18 0 sudah tidak efektif lagi untuk penanaman. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.
.

Penyiapan Bibit Rumput Raja






Rumput Raja ditanam dengan menggunakan :


  1. Stek, yang dipotong-potong dengan ukuran panjang 25 cm atau dipilih yang memiliki jumlah “mata” minimal 2 buah.
  2. Rumpun anakan (sobekan akar /pols), pilih yang sudah mempunyai tinggi sekitar 20 – 25 cm.


Bibit ditanam dengan jarak tanam : 60 x 100 cm, dengan 2 stek setiap lubangnya. Dengan demikian  perkiraan kebutuhan bibit rumput dalam hamparan tanah seluas 1 hektar adalah : (10.000m2 / 0,60)  x 2 stek = 33,332 stek



Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg.
.

Pengolahan Tanah



Penanaman Rumput Raja memerlukan kondisi tertentu agar didapatkan hasil yang baik. Oleh sebab itu lahan untuk penanamannya harus diolah sbb:



  • Pembersihan lahan dari pohon-pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.
  • Pencangkulan/pembajakan tanah sebanyak 1-2 kali, dengan kedalaman +/- 40 cm. Perlakuan ini bertujuan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkahan.
  • Pembalikan lapisan tanah, diratakan dan dibiarkan beberapa saat agar aktifitas mikro organisme meningkat sehingga mineralisasi bahan organik dapat berlangsung lebih cepat.
  • Penggemburan/penggaruan tanah hasil pembajakan/ pencangkulan menjadi struktur yang lebih kecil sekaligus untuk membersihkan tanah dari sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
  • Pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea atau  menggunakan 10 ton pupuk kandang/ha, 50 kg kcl dan 50 kg sp36/ha.
  • Pengistirahatan Tanah selama  ± 7 hari.
  • Pembuatan parit/lubang tanaman dengan kedalaman 20 cm. Pada tanah dengan kontur miring, tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi.
.

Penanaman Rumput Raja



Penanaman pada daerah tanpa irigasi, sebaiknya dilakukan setelah hujan pertama  sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau, tanaman sudah dalam dan cukup kuat.



Penanaman dilakukan  dengan cara  yang sesuai dengan bibit yang digunakan yaitu :
  1. Stek, penanaman dilakukan dengan cara memasukkan ± ¾ bagian dari panjang stek dengan kemiringan ± 30 derajat atau dapat juga dengan cara memasukkan  stek kedalam tanah secara terlentang.
  2. Sobekan akar (pols), menanamnya seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 stek.


Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan pennggantian apabila terdapat stek atau pols yang mati.
.

Perawatan Rumput Raja

Perawatan dilakukan dengan cara : Pendangiran/penyiangan,yaitu membersihkan tanamanan liar dan penggemburan tanah disekitarnya atau langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.

.

Pemupukan Rumput Raja

Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu menggunakan urea dengan dosis 50 kg/ha. Selanjutnya pemupukan dilakukan ± 3-4 kali per tahunnya, dan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama.
.

Pemotongan (defoliasi) Rumput Raja

Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.
.

Peremajaan Rumput Raja

Peremajaan rumput dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap tersedia.

Sumber :
  • insidewinme.blogspot.com
  • acres-wild.com
  • dombagarut.blogspot.com

Cara Penggemukan Sapi yang Baik

1. Jenis Sapi yang Digemukkan
Jenis sapi yang paling baik untuk digemukkan adalah jenis Limosin dan Simetal. Untuk kedua jenis sapi tersebut kenaikan berat badannya (ADG) bisa mencapai 1.5-2 kg/hari. Stelah kedua jenis sapi tersebut sapi jenis lainnya adalah SIMPO dan LIMPO yang ADG-nya mencapai 1-1.7 kg/hari.

2. Umur dan Fisiologis Sapi
Yang paling ideal untuk penggemukan adalah sapi berumur 2-2.5 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tulang-tulang sapi sudah terbentuk secara sempurna sehingga proses penggemukan dapat dilakukan secara efektif. Bagaimana mengetahui usia sapi? Secara fisik pedagang-pedagang di pasar biasanya dapat mengetahui darpi gigi sapi tersebut. Untuk usia 2 tahun biasanya gigi seroi sapi sudah berganti besar 2-4 buah (poel 2-4). Apabila lebih dari itu biasanya usia sapi sudah lebih dari 3 tahun.
Dalam pemilihan sapi selain usia, hal lain yang lebih penting adalah masalah fisik sapi tersebut. Fisik sapi yang baik meliputi panjang tubuhnya, tampilan depan dan belakang.

3. Jangka Waktu Penggemukan
Jangka waktu pemeliharaan ini tergantung dari tujuan peternak, apakah akan memelihara untuk jangka pendek (3-4 bulan) ataukah hanya untuk tabungan sehingga akan dipelihara untuk jangka lama (6-12 bulan). Jangka waktu pemeliharaan ini nantinya akan terkait dengan umur sapi yang dipelihara. Untuk pemeliharaan jangka pendek, sebaiknya peternak memilih jenis sapi limosin atau simetal usia 2-2.5 tahun yang mempunyai bobot antara 350-500 kg. Biasanya untuk jenis tersebut dengan pemeliharaan yang intensif mampu naik minimal 100 kg.
Apabila peternak memilih pemeliharaan jangka panjang maka sebaiknya memilih bibitan yang agak lebih muda dan bobotnya antara 250-350 kg. Hal ini semata-mata pertimbangan harga bibitan yang lebih murah.

4. Jenis Pakan yang Diberikan
Pakan merupakan komponen penting dalam proses penggemukan sapi. Di peternakan kami jenis pakan yang dipakai adalah campuran antara pakan hijauan dan konsentrat. Pakan jenis konsentrat kami berikan pagi dan sore hari masing-masing 10 kg per pemberian pakan. Untuk hijauan biasanya jenis jerami dan rumput gajah (kolonjono). Karena di tempat kami jerami mudah dan murah didapat maka untuk jerami ini kami berikan agak banyak dan bila habis langsung diisi kembali. Jerami ini sebelumnya difermentasi terlebih dahulu agar lebig bergizi untuk sapi. Sedangkan utnuk hijauan hanya kadang-kadang diberikan.

Demikian teknis penggemukan sapi berdasarkan pengalaman kami selama ini. Semoga bisa bermanfaat buat yang lain, terima kasih.

Silahkan baca artikel penting lainnya DISINI

bibit ternak sapi unggulan Indonesia

Potensi plasma nutfah Indonesia memang sangat berlimpah. Sebagai contoh, di Indonesia banyak sekali terdapat bibit-bibit ternak unggulan seperti Sapi bali, Sapi Sumba Ongol, sapi Madura, Sapi Aceh, serta sapi dari pesisir selatan. Sangat disayangkan sapi-sapi unggul tersebut tidak dikembangbiakkan sebagaimana mestinya. Akibatnya ukuran tubuh dari sapi-sapi ini semakin mengecil.

Bibit ternak sapi lokal secara genetik mempunyai potensi produksi yang bagus bahkan dalam kondisi lingkungan yang minimal, meskipun dari segi bobot tubuh memang sapi lokal hanya sekitar 80 persen dari sapi impor.

Tanpa kita sadari, bibit unggul ternak lokal Indonesia disinyalir sudah dikembangbiakkan oleh beberapa negara asing, di antaranya adalah sapi Bali yang dikembangkan oleh Malaysia di Negara Bagian Sabah. Menurut dugaan banyak ahli , bibit ternak sapi tersebut akan dikawinkan dengan jenis lain, kemudian hasil ‘cross breed’ atau silangan itu yang mereka klaim sebagai bibit ternak unggul mereka

Selain Malaysia, Australia juga disinyalir mulai mengembangbiakkan bibit sapi Sumba Ongol. Bibit-bibit ternak unggul yang merupakan kekayaan sumberdaya genetik asli Indonesia tersebut diduga bisa sampai ke tangan pengusaha Malaysia dan Australia melalui pebisnis lokal. Sesungguhnya , sesuai dengan aturan yang berlaku, daerah atau swasta dilarang mengekspor bibit ternak lokal. Akan tetapi pada prakteknya sulit sekali untuk melakukan kontrol atas peraturan ini.

Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah praktek-praktek seperti ini ?. Menurut Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Luki Abdullah, MSc, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu :


  • Pemerintah segera melakukan investigasi dengan mengirimkan tim ahli ke negara-negara tersebut, untuk membuktikan kebenarannya.

  • Pemerintah juga harus segera melakukan promosi bibit ternak lokal unggulan, sebelum negara lain mengklaim jenis tersebut sebagai kekayaan asli mereka.

  • Pemerintah harus segera memulai proyek “National breed”, membantu pemerintah daerah untuk mengembangkan bibit lokal, melokalisasi dan mengelolanya dengan maksimal agar bibit-bibit unggul tersebut bisa berkembang menjadi bibit ternak unggul nasional, serta memantau distribusinya.

  • Pemerintah harus lebih fokus pada pemanfaatan bibit lokal yang bisa dijamin keberlanjutan populasinya.

  • Meningkatkan kemampuan akses peternak untuk memperoleh Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). Dengan bunga lima persen, kredit ini akan sangat membantu untuk mengembangkan bibit unggul sapi lokal.
Silahkan baca artikel penting lainnya DISINI

MENGUBAH JERAMI KERING MENJADI DAGING SAPI

Indonesia masih kekurangan daging sapi. Kekurangan tersebut selama ini dipenuhi dari impor daging beku, sapi siap potong maupun sapi bakalan untuk digemukkan. Kendala utama yang mengakibatkan adanya kekurangan daging sapi tersebut adalah jumlah induk betina sapi kita hanya tinggal sekitar 11 juta ekor. Idealnya kita memiliki induk betika sekitar 14 sd. 15 juta ekor. Namun di luar kendala kekurangan induk sapi tersebut, produktivitas sapi potong kita juga sangat rendah. Kalau sapi impor rata-rata mampu tumbuh dengan peningkatan bobot badan 1 kg per hari, maka sapi lokal kita hanya akan bertambah berat tara-rata 0,5 kg. per hari. Kendala produktivitas sapi potong kita antara lain disebabkan oleh kurangnya hijauan sebagai ransum, terutama pada musim kemarau. Di Jateng, DIY dan Jatim, limbah pertanian berupa tebon jagung dan jerami kering pun digunakan sebagai pakan sapi. Padahal nutrisi dari tebon dan jerami kering tersebut sudah sangat rendah. Makanan tambahan yang diberikan oleh peternak kepada sapi mereka hanyalah dedak (padi serta jagung), ampas tahu, tetes serta limbah pertanian lainnya. Namun di lain pihak, jerami padi banyak yang dibakar sia-sia. Di kawasan Karawang, Jawa Barat atau di sentra-sentra penghasil padi lainnya, sering kita saksikan pembakaran jerami kering di sawah-sawah. Padahal di lain pihak, para peternak sapi di Gunung Kidul (DIY) serta Wonogiri (Jateng) sedang kekurangan hijauan untuk pakan sapi mereka.
Pola peternakan sapi rakyat di Jawa, Bali dan Lampung, agak berbeda dengan di luar Jawa/Bali/Lampung. Di Jawa/Bali/Lampung, ternak sapi selalu dikandangkan. Sementara di luar kawasan tersebut, sapi diliarkan di ladang-ladang atau hutan. Di Jawa/Bali/Lampung, peternak bisa berfungsi sebagai breeder, namun bisa pula sebagai penggemuk sapi kereman. Yang dimaksud sebagai breeder adalah, yang mereka pelihara sapi betina. Hasil yang mereka harapkan adalah anak sapi. Biasanya untuk proses pembuntingan, mereka menggunakan cara inseminasi buatan (kawin suntik). Kalau anak yang diperoleh jantan, akan digemukkan sebagai sapi potong. Apabila betina akan dibesarkan sebagai calon induk. Keuntungan dari memelihara induk sapi betina ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan memelihara sapi bakalan untuk digemukkan sebagai sapi potong. Namun para peternak sapi di Jawa/Bali/Lampung biasanya tidak merasa dirugikan dengan memelihara sapi betina, sebab mereka juga sekaligus menggemukkan sapi jantan hasil peternakan mereka. Selain itu, di kawasan ini sapi betina tersebut juga bisa berfungsi sebagai tenaga kerja membajak sawah. Hingga di Jawa/Bali/Lampung, peternak tidak pernah membeda-bedakan fungsi peternakan mereka, apakah sebagai breeder atau sebagai penggemuk sapi kereman.
Jenis sapi lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah sapi zebu, peranakan ongole (PO), sapi bali, sapi madura (silangan alami antara zebu, ongole dan bali), american brahman dan australian brahman. Kadang-kadang, di masyarakat juga kita jumpai jenis sapi yang tidak lagi ketahuan galur/rasnya. Sebab di kalangan masyarakat pedesaan, dulu ada kebiasaan untuk mengawinkan sapi betina mereka, tanpa pernah memperhitungkan jenis pejantannya. Akibatnya sapi PO bisa kawin dengan sapi madura, sapi brahman dan sebagainya. Keturunan yang diperoleh, tentu menjadi tidak murni lagi. Dulu, perkawinan sedarah (inbreeding) atau antar saudara, juga ikut pula memerosotkan kualitas sapi yang ada. Terjadi degradasi kualitas sapi yang ada di masyarakat. Upaya pemerintah dengan melakukan inseminasi buatan, berikut penyuluhan kepada para peternak, telah memperbaiki kualitas sapi rakyat. Hingga sekarang galur sapi yang dipelihara masyarakat kembali jelas. Di Jawa dan Lampung, rata-rata masyarakat memelihara sapi zebu, PO atau brahman. Di Madura tentu sapi madura sementara di Bali sapi bali. Sapi madura dan sapi bali ini banyak pula dipelihara di NTP dan NTT. Di kawasan transmigran atau pemukiman lain di Luar Jawa, Madura, Bali dan Lampung, sapi yang dipelihara tergantung dari masyarakat pemukimnya. Meskipun sekarang ada kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih sapi bali serta madura karena daya tahanannya yang relatif tinggi terhadap kekurangan hijauan maupun serangan penyakit.
Dengan harga sekitar Rp 12.500,- per kg. hidup, dengan bobot rata-rata sekitar 300 sd. 400 kg. maka harga beli sapi jantan bakalan untuk digemukkan sekitar Rp 3.750.000,- sd. Rp 5.000.000,- Sapi-sapi lokal kita rata-rata akan mencapai pertambahan bobot hidup 0,5 kg. per hari. Sementara bakalan impor mampu tumbuh 1 kg. bobot hidup per hari. Namun biaya pakan dan perawatan sapi impor juga lebih tinggi dari sapi lokal. Sementara harga per kg. bobot hidup sapi impor, justru lebih rendah dibanding sapi lokal. Ibaratnya harga ayam broiler dengan ayam kampung. Dengan pertambahan bobot hidup 0,5 kg. per hari, kalau harga per kg. bobot hidup Rp 12.500. maka akan diperoleh marjin kotor Rp 6.250,- per hari. Dengan menggunakan pola menggaduh (maro), maka 50% dari marjin tersebut merupakan hak bagi pemilik modal. Hingga hak bagi pemelihara hanyalah Rp 3.125,- per ekor per hari. Dri marjin tersebut, 50% untuk biaya pakan. terutama konsentrat. Sebab hijauan biasanya akan dicari sendiri oleh si pemelihara. Hingga nilai "upah" bagi pemelihara sapi potong adalah Rp 1.562,50 per hari. Dengan kemampuan menggemukkan rata-rata sekitar 4 ekor, maka nilai penghasilan tenaga buruh penggemukan sapi adalah Rp 6.250,- per hari, dengan jam kerja antara 2 sd. 3 jam. Jam kerja ini akan digunakan untuk mencari hijauan, membersihkan kandang, memberi minum, memandikan sapi dll. Nilai upah ini setelah jangka waktu penggemukan selesai, biasanya 3 bulan, adalah Rp 140.625,- per ekor atau Rp 562.500,- untuk 4 ekor sapi.
Kalau penggemukan sapi ini dilakukan secara bisnis, maka nilai biaya yang harus dikeluarkan oleh investor adalah Rp 3.125,- per ekor per hari untuk sapi lokal, dan Rp 6.250,- per ekor per hari untuk sapi impor. Nilai biaya tersebut akan dialokasikan untuk penyusutan kandang, peralatan, perijinan dll, untuk pakan, obat-obatan serta tenaga kerja, termasuk untuk biaya manajemen. Jumlah minimal sapi lokal yang bisa digemukkan boleh hanya satu ekor dan sudah menguntungkan. Namun pada sapi impor, ada batasan minimalnya. Sebab mendatangkan sapi bakalan dari Australia, minimal harus satu kapal sebanyak sekitar 2.000 ekor. Hingga angka minimal yang harus digemukkan per angkatan adalah 2.000 ekor. Meskipun sekarang sudah ada pola "nempil". Seorang investor yang hanya memiliki modal untuk menggemukkan 20 ekor, bisa patungan dengan dua atau tida investor lain hingga terkumpul 40 sd. 60 ekor. Jumlah ini diusahakan untuk nempil (membeli sebagian kecil) dari pengusaha feedlot yang melakukan impor sapi bakalan. Apabila investor kecil tersebut sudah dikenal baik oleh importir, biasanya akan diberi "tempilan" sejumlah yang dibutuhkannya. Bahkan importir yang biasanya juga pengusaha penggemukan tersebut, akan menjamin pula pemasarannya apabila usaha yang dilakukan oleh si investor kecil tersebut berhasil. Patokan keberhasilan ini ditandai dengan angka mortalitas nol dan laju pertumbuhan minimal 1 kg. per ekor per hari.
Komponen utama usaha penggemukan sapi potong adalah pakan. Dalam penggemukan berskala bisnis modern, pakan utama adalah konsentrat plus silase. Hijauan, baik segar maupun kering hanya diberikan sekadar untuk "lauk pauknya". Sementara dalam penggemukan secara tradisional, pakan utama adalah hijauan (juga segar maupun kering), sementara pakan tambahannya hanya berupa dedak, ampas tahu, ampas singkong, tetes tebu dan pakan lain sesuai dengan ketersediaan setempat. Karenanya pertambahan bobot hidup rata-rata pada penggemukan secara tradisional hanyalah 0,5 kg. per hari. Meskipun sapi yang digemukkan merupakan bakalan impor, dengan pola penggemukan tradisional, sulit untuk mencapai pertumbuhan bobot hidup 1 kg. per hari. Sementara sapi lokal pun, apabila digemukkan dengan pakan utama konsentrat dan silase, sementara hijauannya hanya merupakan pakan tambahan, akan mencapai pertumbuhan bobot hidup lebih dari 0,5 kg per hari. Pada akhirnya, yang akan menentukan untung ruginya penggemukan sapi potong adalah komponen biaya pakan ini. Apabila kita bisa menemukan pakan yang mampu meningkatkan bobot hidup tinggi namun harganya murah, maka tingkat keuntungannya akan bertambah. Sebaliknya, penggunaan konsentrat pabrik secara berlebihan, akan menelan biaya tinggi, hingga pertumbuhan bobot hidup yang dicapai tidak mampu lagi menutup biaya pakan.
Hijauan murah yang selama ini masih belum termanfaatkan dengan baik untuk usaha penggemukan sapi potong adalah jerami padi. Kalau kita lewat kawasan Pantura atau sentra penghasil padi lainnya selama musim panen raya, maka akan tampak jerami yang dihamparkan di tengah sawah dan setelah kering langsung dibakar. Api (panas) yang ditimbulkan akibat pembakaran jerami ini, sebenarnya merupakan energi yang masih bisa diubah menjadi protein melalui pencernakan sapi. Di Gunung Kidul, DIY, pada musim kemarau sapi hanya diberi pakan jerami dan tebon (batang jagung) kering. Selulosa ini tentu sangat rendah gizinya. Namun di tahun 1950an, ketika pupuk urea diperkenalkan ke masyarakat, peternak di Gunung Kidul punya gagasan unik. Kalau mes (urea) bisa menyuburkan tanaman, mestinya juga bisa menggemukkan sapi. Maka mereka pun memberi sapi mereka sedikit urea pada minumannya. Biasanya air minum sapi ini dicampur dengan tetes, ampas singkong atau dedak. Di luar dugaan, ternyata sapi yang hanya diberi jerami dan tebon kering ini setelah mendapat urea benar-benar jadi gemuk. Dalam rumen (lambung sapi), memang terdapat bakteri penghancur selulosa. Dengan adanya starter urea plus karbohidrat, bakteri tersebut akan tumbuh pesat dan menghancurkan selulosa. Karena penghancuran jerami dan tebon kering ini dibantu oleh jutaan bakteri, maka penyerapan nutrisinya menjadi lebih optimal. Sementara bangkai bakteri berupa protein itu, merupakan gizi tambahan yang luarbiasa.

Sumber: http://foragri.blogsome.com 

Silahkan baca artikel penting lainnya DISINI